https://picasion.com/
NEWS  

Pinokio Perusakan Lingkungan dan Pemerintah: Eksploitasi Sumber Mata Air Cihampelas yang Memprihatinkan dan mematikan kehidupan

EDUKADI NEWS – Kabupaten Bandung, Masalah Pengambilalihan Sumber Mata Air Cihampelas untuk Kepentingan Bisnis

Sumber mata air Cihampelas desa Cinunuk yang terletak di kawasan kaki Gn. Manglayang Kab Bandung, Jawa Barat telah lama menjadi andalan warga setempat untuk kebutuhan air bersih dan irigasi pertanian. Namun, dalam beberapa tahun terakhir terhitung dari 2019-2024, sumber air ini mengalami penurunan yang drastis akibat eksploitasi yang tidak terkendali oleh perusahaan swasta yang bekerja sama dengan pemerintah daerah, di balik janji keuntungan ekonomi dan pembangunan daerah, justru muncul potret pengabaian terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.(23/10/2024)

Seperti kisah Pinokio yang dipenuhi kebohongan, kasus izin sumber mata air Champelas kini menyeret pejabat yang sebelumnya gencar memberi janji kosong. Awalnya, izin penggunaan mata air ini dijanjikan akan berjalan adil dan transparan, namun nyatanya justru dibelit kepentingan pribadi dan kelompok, di tengah sengketa yang merugikan warga lokal dan lingkungan, pejabat terkait terus menebar janji mediasi. Sayangnya, alih-alih penyelesaian, janji itu tak lebih dari kata-kata manis yang semakin memanjangkan “hidung” kebohongan. Kini, kepercayaan publik semakin terkikis, sementara konflik sumber daya ini tetap terkatung-katung tanpa solusi nyata.

Dalam praktik ini menyerupai kisah Pinokio yang berbohong demi kepentingan pribadi—di mana perusahaan besar mengambil air dalam jumlah besar tanpa mempertimbangkan efek jangka panjang. Ironisnya, pemerintah yang seharusnya melindungi sumber daya alam justru tampak abai dan seakan mendukung eksploitasi ini, dengan dalih pembangunan ekonomi dan investasi.

Penyebab: Kepentingan Bisnis dan Regulasi yang Longgar

Penyebab utama dari eksploitasi sumber mata air Cihampelas adalah kepentingan bisnis yang dikedepankan oleh perusahaan air minum dalam kemasan dan industri lain yang menggunakan air dalam jumlah besar, dengan adanya akses mudah ke sumber mata air ini, perusahaan-perusahaan tersebut mengeksploitasi sumber daya tersebut tanpa batas yang jelas, hal ini diperburuk oleh adanya kerja sama dengan pemerintah daerah yang memberikan izin tanpa kajian lingkungan yang memadai.

Regulasi terkait pemanfaatan sumber daya air di daerah ini cenderung longgar, dengan pengawasan yang minim dari pihak berwenang, bahkan, dalam beberapa kasus, izin pengambilan air diberikan melalui praktik korupsi, di mana pejabat setempat menerima keuntungan pribadi dari pemberian izin tanpa memperhatikan dampak lingkungan yang serius.

Dampak: Krisis Air Bersih, Penurunan Kesejahteraan, dan Kerusakan Ekosistem

Eksploitasi yang terjadi di Cihampelas telah menyebabkan berbagai dampak serius bagi masyarakat setempat dan lingkungan, pertama, terjadi krisis air bersih di mana sumur-sumur warga mulai mengering, membuat mereka kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari, masyarakat yang sebelumnya hidup dari pertanian pun mengalami penurunan hasil panen karena irigasi yang bergantung pada sumber mata air mulai terganggu.

Dampak lingkungan yang lebih luas juga terlihat pada kerusakan ekosistem, sumber mata air Cihampelas yang mengalir ke sungai-sungai kecil di sekitarnya mulai berkurang debitnya, menyebabkan penurunan kualitas tanah dan mengancam habitat hewan serta tumbuhan lokal, jika kondisi ini dibiarkan, kerusakan yang lebih parah akan terus terjadi, mengancam keseimbangan lingkungan di wilayah tersebut.

Krisis sosial juga muncul akibat eksploitasi iniz warga mulai mengalami konflik terkait akses air dengan di berikan nya jadwal pengambilan air setiap Selasa dan Kamis membuat warga semakin geram, sementara perusahaan besar terus menikmati keuntungan dari pengambilan air tanpa batas, ketidakadilan ini memicu keresahan di kalangan masyarakat yang merasa ditinggalkan oleh pemerintah dan dimanfaatkan oleh perusahaan.

Analisis: Ketimpangan Kepentingan Ekonomi dan Lingkungan

Eksploitasi sumber mata air Cihampelas menunjukkan ketimpangan yang jelas antara kepentingan ekonomi dan perlindungan lingkungan, di satu sisi, perusahaan besar dan pemerintah daerah mengutamakan keuntungan jangka pendek dari investasi bisnis, sementara di sisi lain, masyarakat lokal harus menanggung dampak negatif yang signifikan dengan penurunan hasil pertanian membuat beberapa penggarap pertanian kehilangan pekerjaan sebab hanya dari pertanian lah pekerjaan utama.

Regulasi yang ada seharusnya mampu melindungi sumber daya alam dari eksploitasi yang berlebihan, tetapi lemahnya pengawasan serta adanya kepentingan ekonomi membuat regulasi tersebut menjadi tidak efektif. Pada akhirnya, keuntungan ekonomi yang dinikmati segelintir pihak justru menimbulkan kerugian jangka panjang bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat.

Seharusnya: Pengelolaan Air Berbasis Kelestarian Lingkungan

Pemerintah, baik pusat maupun daerah, seharusnya memprioritaskan kelestarian lingkungan dalam setiap kebijakan terkait sumber daya alam. Pemberian izin pengambilan air harus melalui kajian lingkungan yang mendalam, dengan melibatkan ahli dan masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan, regulasi yang lebih ketat juga diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan yang mengambil air dalam jumlah besar tidak merusak ekosistem atau mengancam ketersediaan air bagi warga.

Penting pula bagi pemerintah untuk lebih transparan dalam pengelolaan sumber daya air, menghindari praktik korupsi yang merugikan masyarakat, semua pihak yang terlibat harus bertanggung jawab dalam menjaga keberlanjutan sumber mata air, dengan mengutamakan kepentingan masyarakat dan lingkungan dibandingkan keuntungan ekonomi jangka pendek.

Solusi: Restorasi dan Pengelolaan Berkelanjutan Sumber Mata Air Cihampelas

Solusi untuk menghentikan eksploitasi sumber mata air Cihampelas harus dimulai dengan penegakan regulasi yang lebih tegas terhadap perusahaan yang telah mengambil air secara berlebihan, pemerintah harus segera merevisi izin-izin yang sudah diberikan, membatasi jumlah air yang dapat diambil, dan memperbaiki sistem pengawasan, jika ada perusahaan yang melanggar, sanksi berat harus diberikan untuk mencegah terjadinya pelanggaran di masa depan.

Selain itu, upaya restorasi ekosistem di sekitar sumber mata air sangat penting, pemulihan kawasan resapan air, seperti penanaman pohon di hutan sekitar dan pembuatan embung, dapat membantu memulihkan siklus hidrologi alami di kawasan tersebut, masyarakat lokal harus dilibatkan dalam proses ini, dengan memberikan mereka hak untuk mengelola sumber daya air yang ada di wilayah mereka.

Teknologi pengelolaan air yang efisien juga harus diperkenalkan, seperti sistem irigasi hemat air yang dapat mengurangi penggunaan air dalam pertanian, selain itu, penggunaan teknologi untuk pemantauan debit air secara real-time dapat membantu mengontrol jumlah air yang diambil oleh perusahaan, sehingga eksploitasi dapat dicegah sejak dini.

Dalam jangka panjang, keberlanjutan sumber mata air Cihampelas hanya bisa dijaga jika semua pihak—pemerintah, perusahaan, dan masyarakat—bersatu dalam menjaga lingkungan dan membangun sistem pengelolaan air yang berkelanjutan, Jika tidak, ancaman krisis air yang lebih besar akan terus menghantui, meninggalkan generasi mendatang dengan sumber daya alam yang kian menipis.

Penulis : Fajry Faturrohman
Mahasiswa Perbandingan Madzhab dan Hukum angkatan 2020
Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Mahasiswa Islam.
UIN Sunan Gunung Djati Bandung

https://picasion.com/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://picasion.com/