BANDUNG, DISDIK JABAR – Pada 30 Mei 2022 telah dilaksanakan pembukaan “Workshop Kurikulum Merdeka bagi SMK Dinas Pendidikan Jawa Barat” di Grand Sunshine Resort and Convention Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Workshop ini dibuka dengan arahan dari Bapak Drs. H. Nanang Yusuf Nurdin, M.Pd. yang menyampaikan bahwa Tim Pengembang Kurikulum SMK Dinas Pendidikan Jawa Barat adalah tim yang terbentuk dari hasil seleksi Bidang PSMK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Tujuan kegiatan ini adalah penyamaan persepsi terkait implementasi Kurikulum Merdeka tahun 2022/2023 dan penyusunan perangkat ajar Kurikulum Merdeka pada jenjang SMK di Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini diikuti oleh 115 orang (15 orang panitia dan fasilitator serta 100 orang peserta).
Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan kebijakan-kebijakan berikut:
- Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022 mengenai Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
- Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022 mengenai Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
- Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022 mengenai Standar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
- Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022 mengenai Standar Penilaian pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
- Permendikbudristek No. 56 Tahun 2022 mengenai Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.
- Keputusan Kepala BSKAP No. 008/H/KR/2022 Tahun 2022 mengenai Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.
- Keputusan Kepala BSKAP No. 009/H/KR/2022 Tahun 2022 mengenai Dimensi, Elemen, dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka.
- Keputusan Kepala BSKAP No. 24/H/KR/2022 Tahun 2022 mengenai Konsentrasi Keahlian SMK/MAK pada Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang menguatkan atau “menyempurnakan” Kurikulum 2013, tetapi dua-duanya memiliki kesamaan, yaitu berbasis pada kompetensi. Penguatannya adalah dari penataan dokumen dan proses pembelajarannya yang memperlakukan peserta didik secara adil, sesuai dengan minat, bakat, kompetensi, dan gaya belajar siswa.
Hal-hal lain yang juga disampaikan oleh Pak Nanang juga adalah:
- Sekolah menengah kejuruan di Jawa Barat diarahkan untuk dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, baik mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi.
- Asesmen diagnostik disesuaikan namanya menjadi Asesmen Awal Pembelajaran yang terdiri dari kognitif dan nonkognitif.
- Nilai akhir rapor di sekolah menengah kejuruan hanya diambil dari nilai sumatif. Selain itu, Projek Penguatan Profil Penguatan Pancasila (P5) dilaksanakan terintegrasi pada tiap mata pelajaran.
- Kurikulum Merdeka memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran, yaitu: a) Pembelajaran berbasis project untuk mengembangkan softskill dan karakter; b) Fokus pada materi esensial; c) Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level). 5. Profil Pelajar Pancasila sebagai acuan mengembangkan kurikulum, termaktub dalam beberapa standar dan berapa dimensi yang dikembangkan (beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri).
Selama 3 hari, Tim Pengembang Kurikulum SMK Dinas Pendidikan Jawa Barat diberikan materi mengenai Kebijakan dan Implementasi Kurikulum Merdeka secara holistik yang difasilitasi oleh para narasumber, yaitu Bapak Dr. Yogi Anggraena, M.Si. (Koord. Pengembangan Kurikulum, Pusat Kurikulum dan Pembelajaran BSKAP Kemendikbudristek RI), Bapak Yoga Yulianto, S.Pd. (Direktorat SMK Kemendikbudristek RI), Ibu Lismaryani Bertin, M.Pd.I. (Pengawas SMK), Bapak Deden Suryanto, M.Pd. (Kepala SMKN 1 Subang), Bapak Drs. Supriyanto, M.M. (Guru SMKN 9 Garut), Bapak Darso, M.Pd. (Guru SMKN 2 Bandung).
Selama workshop, Bapak Dr. Yogi Anggraena, M.Si. menyampaikan, sebanyak 6.863 SMK telah mendaftar untuk Kurikulum Merdeka. Ada 3 pilihan untuk sekolah dalam mendaftar implementasi Kurikulum Merdeka, yaitu Merdeka Belajar, Merdeka Berubah, dan Merdeka Berbagi. Perbedaan antara implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dan Merdeka Berbagi adalah; Merdeka Belajar, kurikulum yang dipergunakan adalah Kurikulum 2013, tetapi mengimplementasikan ruh Kurikulum Merdeka. Misalnya, pembelajaran yang berpusat pada siswa, mengimplementasikan pembelajaran berbasis project, mengimplementasikan asesmen awal pembelajaran (diagnostik), formatif, dan sumatif. Asesmen formatif (assessment for learning) juga sangat penting perannya dalam pembelajaran sebagai upaya peningkatan dan perbaikan capaian pembelajaran peserta didik. Beliau menjelaskan bahwa Kemendikbudristek
RI memberikan dukungan strategi kepada seluruh sekolah di Indonesia yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka melalui: 1. Seri webinar; 2. Pusat layanan bantuan; 3. Platform Merdeka Mengajar; 4. Komunitas belajar; 5. Narasumber berbagi praktik baik; 6. Kerja sama dengan mitra pembangunan.
Akhirnya, pada 1 Juni 2022 pukul 10.00 WIB, Workshop Kurikulum Merdeka bagi SMK Dinas Pendidikan Jawa Barat ditutup oleh Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Jawa Barat, Bapak Drs. Edy Purwanto, M.M. Di acara penutupan, Pak Kabid menyampaikan beberapa pesan dan arahan, yaitu:
- Bapak Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berpesan agar para peserta memanjatkan doa untuk A Eril, ananda dari Gubernur Provinsi Jawa Barat (Bapak Ridwan Kamil) supaya lekas ditemukan dalam kondisi sehat.
- Pesan dan arahan kepada peserta untuk menyelesaikan tugas workshop sebaik mungkin.
- Informasi mengenai program TOEIC dari ETS yang bekerja sama dengan Bidang PSMK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
- Informasi mengenai QuantumBook, penerbit yang menawarkan kerja sama dengan peserta workshop untuk membuat buku dan menerbitkannya.
- Bidang Pembinaan SMK Disdik Jabar sangat mendukung implementasi Kurikulum Merdeka yang dicanangkan oleh pemerintah pusat serta meminta para Tim Pengembang Kurikulum SMK di Jawa Barat untuk menyiapkan diri dengan baik saat melaksanakan tugas pendampingan bagi sekolah-sekolah SMK di Jawa Barat agar implementasi Kurikulum Merdeka di Jawa Barat bisa berjalan dengan baik. Hasil Workshop Kurikulum Merdeka ini berupa 44 modul ajar yang disusun oleh tim pengembang kurikulum tiap mata pelajaran SMK.(red)