EDUKADI NEWS – Bekasi, 28 Oktober 2025 – Sejumlah mahasiswa melakukan kegiatan observasi di SDN Negeri Pengasinan 4, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung bagaimana pelaksanaan Kurikulum Merdeka diterapkan di lingkungan sekolah dasar.
Tim observasi terdiri dari Mely, Putri, Aina, Anastasya, dan Hafiz. Dalam kunjungan tersebut, mereka berkesempatan mewawancarai Bapak Agus, S.Pd, salah satu guru di SDN Negeri Pengasinan 4, untuk menggali informasi terkait tantangan, strategi, serta dampak penerapan Kurikulum Merdeka terhadap siswa.
Tantangan dalam Penerapan Kurikulum Merdeka
Dalam sesi wawancara, Mely menanyakan kendala utama yang dihadapi guru dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
Pak Agus menjelaskan bahwa proses adaptasi menjadi tantangan terbesar.
“Kurikulum Merdeka menuntut kreativitas dan fleksibilitas guru. Kami perlu waktu untuk menyesuaikan diri, terutama dalam menyusun perangkat ajar dan asesmen yang berbasis proyek,” ujar Pak Agus.
Selain itu, Putri menanyakan tentang kesiapan guru dalam memahami Pembelajaran Mendalam.
“Kami sudah mendapat pelatihan, namun praktiknya di kelas tetap memerlukan waktu dan pengalaman. Guru tidak hanya mengajar, tapi juga menjadi fasilitator agar siswa bisa berpikir kritis,” tambahnya.
Aina juga menanyakan mengenai fasilitas sekolah.
“Fasilitas kami cukup memadai, tetapi tetap perlu peningkatan. Guru harus kreatif menggunakan media sederhana untuk mendukung kegiatan pembelajaran,” jelas beliau.
Sementara itu, Anastasya menyoroti respon siswa dan orang tua terhadap perubahan pembelajaran.
“Anak-anak justru lebih antusias. Mereka senang karena belajar terasa lebih bebas dan menyenangkan. Namun, sebagian orang tua masih perlu memahami sistem penilaian baru yang menekankan proses, bukan hanya nilai angka,” terang Pak Agus.
Strategi dan Evaluasi Pelaksanaan
Dalam sesi lanjutan, Hafiz bertanya mengenai strategi yang digunakan guru dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
“Saya menggunakan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dan pembelajaran berdiferensiasi. Misalnya, siswa membuat karya dari bahan bekas atau melakukan observasi lingkungan sekitar sekolah,” jelas Pak Agus.
Menurutnya, strategi ini membuat siswa lebih aktif dan memahami pelajaran dengan lebih baik. Namun, ia juga mengakui bahwa tidak semua siswa memiliki kecepatan belajar yang sama sehingga guru perlu menyesuaikan pendekatan dengan kemampuan masing-masing.
“Kami juga melakukan evaluasi rutin untuk menilai efektivitas pembelajaran, baik melalui refleksi guru maupun umpan balik dari siswa,” tambahnya.
Dampak terhadap Siswa
Dalam penuturan selanjutnya, Pak Agus menyampaikan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka membawa dampak positif terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.
“Siswa terlihat lebih semangat dan mandiri. Mereka mulai berani berpendapat dan berani mencoba hal baru. Secara bertahap, hasil belajar mereka juga meningkat, terutama dalam kemampuan berpikir kritis dan kreativitas,” ungkapnya.
Kesimpulan
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh tim mahasiswa, dapat disimpulkan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka di SDN Negeri Pengasinan 4 berjalan cukup baik meskipun masih menghadapi beberapa kendala. Dukungan guru, kreativitas dalam mengajar, serta semangat siswa menjadi kunci keberhasilan pelaksanaannya.
Kegiatan observasi ini juga memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa untuk memahami langsung dinamika pendidikan dasar di lapangan.
“Kami belajar banyak dari guru dan suasana sekolah. Implementasi Kurikulum Merdeka benar-benar membuka pandangan baru tentang pentingnya pembelajaran yang berpihak pada siswa,” ujar Mely mewakili tim observasi.
Kegiatan observasi berlangsung dengan lancar dan penuh antusiasme, diakhiri dengan foto bersama antara mahasiswa dan Bapak Agus, S.Pd sebagai narasumber.(Timred)
Team Penulis :
- Mely Adinda Fikriyah
- Anastasya Sulistiawati
- Putri Rachmayani
- Aina Zahra Nisa
- Hafiz Rifaldi













