https://picasion.com/
NEWS  

Raya Azzahra, Potret Siswa yang Berkarya Lewat Sastra

BANDUNG, DISDIK JABAR — Di tengah riuhnya kegiatan sekolah, nama Raya Azzahra, siswi kelas XII SMAN 22 Bandung mencuri perhatian lewat prestasi yang tak biasa. Ia baru saja menerbitkan novel perdananya berjudul “Sedalam Lautan” yang mendapat apresiasi dalam gelaran Apresiasi Sastra Vol.10 “Sabda Bahasa” di sekolahnya, baru-baru ini.Novel tersebut membawa pembaca menyelami kisah tiga sahabat yang tumbuh di pesisir laut Pangandaran. Dengan latar tahun 1985, kisah ini menelusuri perjuangan, cita-cita, dan romansa tak biasa yang lahir di antara debur ombak.“Sejak kecil, mereka sepakat untuk berjuang dan mempertahankan cita-citanya.

Seiring berjalannya waktu, muncul berbagai tantangan, ujian serta romansa yang enggak pasaran,” tutur Raya saat ditemui selepas acara apresiasi sastra.Inspirasi cerita datang dari sosok yang paling dekat dengannya, sang ibu. Lewat kisah masa muda ibunya, Raya mengenal suasana, kebiasaan, dan cara hidup masyarakat di era ’80-an. “Setelah membaca, Mamah sampai terharu, bahkan menangis,” katanya sambil tersenyum.Kecintaannya pada dunia tulis-menulis bermula di masa pandemi Covid-19. Saat aktivitas sekolah terhenti, Raya menemukan ruang baru untuk berimajinasi. “Waktu Covid kan banyak waktu kosong, aku coba nulis, menggambar, dan lainnya. Aku paling nyaman menulis,” ujarnya.Dari situlah ia mulai menulis puisi, cerpen hingga pentigram.

Siapa sangka, cerpen yang ia buat saat SMP itu kini berkembang menjadi novel penuh.Mengusung nama pena “yaraazuree”, Raya banyak terinspirasi oleh para penulis besar, seperti Sapardi Djoko Damono, Tere Liye, dan Tenderlova.Di balik prestasinya, dukungan dari keluarga, teman, dan sekolah menjadi bahan bakar semangatnya. “Teman-teman dekat juga apresiasi karya-karyaku. Mereka beli dan baca bukunya. Sekolah juga mendukung banget, bahkan membeli bukunya untuk koleksi perpustakaan,” ujarnya.Tidak berhenti di “Sedalam Lautan”, Raya kini tengah mempersiapkan buku keduanya berjudul “Aku Masih Menghitung Hari Tanpamu” yang sudah memasuki tahap pra-pesan.

Tak hanya itu, ia juga tengah menulis buku ketiganya, “28 Jalan Menuju Pulang”.Hebatnya, proses penulisan tiap bukunya tergolong cepat. Buku “Sedalam Lautan” rampung hanya dalam dua bulan, sedangkan “28 Jalan Menuju Pulang” diselesaikan dalam waktu satu bulan saja.“Konsisten, itu kuncinya. Aku usahakan setiap hari nulis minimal seribu kata. Kalau nunggu mood, bakal lama banget.

Tapi kalau sudah nyediain waktu, ide biasanya datang sendiri,” ucapnya mantap.Di era serbadigital, Raya tetap memilih cara klasik dalam menikmati literasi. “Baca buku itu penting! Bisa baca di internet atau web, tapi buku fisik juga bermanfaat, baik untuk diri maupun kesehatan mata,” imbuhnya.Lewat konsistensinya, Raya membuktikan bahwa inspirasi bisa lahir dari mana saja, bahkan dari waktu luang di masa pandemi. Kini, ia terus melangkah, menulis, dan menyelami lautan kata yang–seperti judul bukunya–sedalam lautan.Pembaca bisa membeli karya Raya di lokapasar kesayangan kalian atau memesan langsung via Instagram @yaraazuree.***

https://picasion.com/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://picasion.com/