EDUKADI.NEWS – Sejak menjabat sebagai Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Kelas IIB Maumere, Anton Semuki terbukti membawa banyak perubahan yang positif di lingkungan Rutan Maumere.
Pasalnya, banyak sekali pengakuan dari pegawai maupun warga binaan yang mengatakan bahwa Anton Semuki sosok pemimpin dan juga ayah yang sangat luar biasa bagi mereka.
Hal itupun terbukti ketika media ini mendatangai Rutan Maumere, yang berada di Kabupaten Sikka, Provisi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada selasa 18 Juli 2023 lalu.
Saat memasuki rumah tahanan yang dulu dikenal seram, angker dan sangat menakutkan, saat ini teryata suasana nya sudah sangat jauh berbeda.
Para sipir penjara atau yang dikenal dengan Polsuspas juga terlihat sangat ramah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang hendak membesuk keluarga mereka.
Selain itu, tampak juga terlihat lingkungan rutan yang begitu asri dan indah. Bunga- bunga serta pepohonan yang rindang dijadikan tempat istirahat bagi para warga binaan maupun pegawai rutan.
Perpaduan beberapa warna cat yang melekat pada dinding tembok maupun atap seng Rutan Maumere, seolah menambah kesan indah bagi suasana di dalam lingkungan setempat.
“Yah beginilah suasana kami di sini di Rutan Maumere,” ungkap Karutan Anton Semuki saat mendamping awak media ini berkeliling melihat suasana Rutan Maumere.
Menurutnya, kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan kepada dirinya sebagai karutan merupakan amanah. Anton mengakui bahwa perubahan yang begitu pesat di Rutan Maumere berkat kerja sama dan komunikasi yang baik antara dirinya, pegawai dan warga binaan.
“Saya disini tidak ‘neko-neko’, pegawai saya salah saya langsung tegur sehingga bisa dirubah begitu juga dengan warga binaan. Mental kita orang NTT kalau hanya senyum tidak ada orang yang mau ikut,” ujar nya.
Setelah berkeliling, Karutan Anton Semuki pun mengajak awak media ini untuk berkunjung ke kebun sayur milik Rutan Maumere. Berbagai macam sayuran dan rempah-rempah yang ditanam di dalam kebun sayur tersebut, mulai dari sayur kol, sawi, tomat, cabe dan masih banyak lagi.
Anton menjelaskan, lokasi kebun itu dulunya adalah lahan tandus, dan hanya ditanam beberapa pohon mete. Setelah dirinya tiba di Maumere, ia langsung menebang pohon mete tersebut dan di jadikan lahan perkebunan sayur.
“Kalau jadi kebun sayuran kan nilai positifnya ada, para warga binaan disini bisa dilatih bagaimana cara bercocok tanam yang benar, dan juga kita dirutan maumere tidak akan kekurangan stok sayuran,” kata Anton.
Selain itu, ia mengatakan, masyarakat di sekitar juga saat ini semakin ramai berkunjung ke Kebun sayur rutan maumere untuk membeli sayuran yang segar.
“Ramai, hampir setiap hari ada yang datang beli sayur disini, karena kita jual dengan harga yang murah. Nanti uang hasil penjualan sayur kita bagi juga dengan warga binaan yang merawat sayuran disini, sisanya baru kita ambil untuk pengadaan bibit baru,” imbuhnya.***(ell).
Editor : Elton Nggiri.