edukadi.com – Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi di Indonesia, hasil pemecahan dengan Provinsi Jawa Barat. Provinsi Banten pernah menjadi kerajaan Islam terbesar dan makmur pada masa Sultan Ageng Tortayasa. Maka tak heran jika dari segi pemerintahan dan masyarakatnya sangat kental dengan agama Islam. Minggu, (8/5/22).
Dilansir dari situs resmi Pemerintah Provinsi Banten, Banten memiliki beragam kebudayaan seperti bela diri, bahasa, senjata, pakaian adat, tari, hingga alat musik.
Berikut beberapa alat musik tradisional Banten :
1. Rampak Bedug
Alat musik perkusi khas banten yang cara memainkannya bersama-sama, dan dipadu dengan tarian gerak silat, disebut dengan rampak bedug. Dikutip dari buku Sekilas Mengenal Kebudayaan Banten (2016) oleh Sulaiman, rampak bedug menjadi tradisi ngadu bedug yang biasa dilakukan warga dalam perataan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Peralatan yang digunakan meliputi satu set bedug kecil sebagai pengatur irama, tempo, dan dinamika, serta bedug besar sebagai bass. Kemudian untuk melodi dihasilkan dari lantunan pembacaan salawat yang dilakuakn sambil menabuh bedug.
Kata rampak bedug berasal dari kata rampak atau kompak. Kompak artinya memiliki kesamaan pukulan dan juga gerakan. Bedug sendiri merupakan alat musik tabuh semacam gendang dan sudah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu.
Bedug berfungsi sebagai alat hiburan, tradisional baik untuk ritual keagamaan atau politik. Di Indonesia, bedug sendiri digunakan untuk pemberitahuan mengenai waktu shalat. Bedug terbuat dari batang kayu besar.
Di bagian tengah batang dilubangi, sehingga menyerupai tabung. Kemudian di ujung batangnya ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran. Bila dipukul, bedug akan berbunyi khas. Meski rendah suaranya, tetap dapat didengar hingga jarak lumayan jauh.
2. Angklung Buhun
Dilansir dari buku Ensikolpedi Seni dan Budaya 2: Alat Musik Tradisional (2016) oleh Toto Sugiarto, angklung buhun merupakan alat musik tradisional Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Buhun berarti tua atau kuno. Sehingga angklung buhun diartikan angklung tua yang menjadi kesenian pusaka masyarakat suku Baduy. Kesenian angklung buhun saat ini hanya dapat dijumpai pada acara-acara ritual saja, seperti upacara adat Seren Taun di Cisungsang dan Seba di masyarakat Baduy.
Kesenian Buhun memiliki karakter sebagai kesenian yang sederhana, baik dalam lirik atau nadanya. Bisanya lirik kesenian ini bernuansa alam, sehingga menciptakan suasana yang nyaman, damai, dan harmonis.
3. Dogdog Lonjor
Dogdog lonjor adalah instrumen musik khas dari daerah Banten Selatan. Alat musik ini dimainkan dengan cara ditabuh seperti bedug. Penamaannya diambil dari suara alat musik ini, Jika ditabuh akan mengeluarkan bunyi ‘dog..doh…’.
Alat musik ini terbuat dari kayu berbentuk silinder memanjang. Bagian tengahnya dibuat berongga, di mana salah satu sisinya ditutup dengan membran dari kulit kambing atau sapi.
Instrumen musik ini menjadi salah satu pengiring dalam ritual acara adat masyarakat setempat seperti acara adat seren taun atau ruwatan. Tabuhan dogdog lokor dimainkan oleh sejumlah pemain secara riang gembira sebagai wujud dari rasa syukur akan hasil panen yang melimpah.
4. Pantun Bambu
Pantun bambu menjadi alat musik tradisional yang berasal dari rakyat Cilegon. Terbuat dari bambu berdiameter rata-rata 10 sentimeter dan panjang 80 sentimeter. Di bagian tengah terdapat dua lubang dan berlidah.
Disayat dengan menggunakan tiga buah senar sembilu bernada dengan empat tangga nada yang berbeda.
Awalnya musik pantun bambu dimainkan saat melepas lelah setelah petani bekerja di sawah. Dalam perkembangannya, alat musik pantun bambu banyak dikolaborasikan dengan alat musik lainnya.(red)