edukadi news – “Indonesia merupakan tetangga terdekat Australia yang layak untuk dipelajari. Di Indonesia terdapat kurang lebih 17.000 pulau dengan ragam etnis dan bahasa daerah. Indonesia juga kaya akan budaya, baik dari sisi makanan, pakaian, tarian, maupun ritual yang terus terjaga secara turun temurun antar generasi hingga hari ini. Maka, akan sangat menyenangkan bila para siswa bisa mengenal Indonesia. Saya harap, para siswa bisa memiliki pengalaman tentang keragaman dan kekayaan budaya Indonesia secara langsung di Indonesia,” jelas Najib, saat menemui sejumlah siswa asal Defence Force School of Languages (DFSL) Australia, Senin (11/4).
Atdikbud Najib juga menjelaskan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa yang paling banyak penuturnya di Asia Tenggara. Oleh karena itu, akan sangat bermanfaat bagi masyarakat Australia untuk menguasai bahasa Indonesia. “Dengan menguasai bahasa Indonesia maka warga Australia telah membuka pintu untuk bisa menikmati budaya Indonesia yang kaya secara lebih sempurna,” ungkap Najib.
Salah satu siswa bernama Alowi mengaku telah belajar Bahasa Indonesia selama tujuh bulan. “Bahasa Indonesia relatif lebih mudah dipelajari dibanding bahasa-bahasa lainnya, sehingga saya senang belajar Bahasa Indonesia. Saya berharap kelak bisa berkunjung ke Indonesia dan mendapatkan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat dan budaya Indonesia secara langsung,” tutur Alowi.
Siswa sebanyak sembilan orang melakukan kunjungan di Balai Kartini dan Balai Budaya Indonesia yang berlokasi di KBRI Canberra. Dalam pembukaannya, Atdikbud Najib menjelaskan kepada para siswa tentang Indonesia yang multikultur dengan etnis yang beragam dan bahasa yang beragam. “Kami memperkenalkan Indonesia dan budaya Indonesia secara komplet. Pada umumnya, para siswa ini belum pernah berkesempatan mengunjungi Indonesia. Hanya satu orang yang pernah datang ke Indonesia, yaitu ke Bali,” tutur Najib.
Kunjungan para siswa DFSL yang terdiri dari anggota angkatan udara dan angkatan laut di Australia adalah dalam rangka mempraktekkan Bahasa Indonesia yang sudah mereka pelajari. Selain itu, para siswa juga sekaligus ingin mengenal lebih jauh mengenai budaya Indonesia dan beberapa alat musik tradisional Indonesia seperti Gamelan Bali, Gamelan Jawa dan angklung yang ada di KBRI Canberra.
Dituturkan Atdikbud Najib, acara dimulai dengan pengenalan mengenai profil negara dan budaya Indonesia, termasuk peralatan musik tradisional Indonesia. Masing-masing siswa diberikan kesempatan untuk mencoba alat musik tradisional dan pakaian adat Indonesia. “Pada saat istirahat untuk makan siang, mereka disajikan nasi tumpeng spesial dengan menu kuliner khas Indonesia,” ucap Najib.
Berikutnya, para siswa juga diberikan pelajaran singkat mengenai Tari Bali dan masing-masing siswa mencoba gerakan tari bali sederhana. Setelah mengenal dan mempraktikkan tarian Bali, para siswa tentara Australia selanjutnya dikenalkan dengan budaya wayang khususnya wayang kulit. “Sambil mempraktikkan Bahasa Indonesia, para siswa mencoba menjadi dalang dengan menggerak-gerakkan wayang kulit dan berbicara dalam bahasa Indonesia,” tutur Najib.
Atdikbud Najib berharap dengan kegiatan kunjungan dan pengenalan budaya Indonesia di KBRI ini dapat semakin mendekatkan pelajar Australia kepada Indonesia dan hal ini dapat menjadi bagian dari upaya meningkatkan people-to-people linkage antara kedua negara.
“Sebelum pandemi banyak siswa dari berbagai sekolah di Australia datang mengunjungi balai budaya Indonesia di KBRI Canberra. Namun, sejak pandemi hal tersebut sulit dilakukan. Kunjungan langsung Siswa DFSL ini merupakan yang pertama sejak pandemi, dan ini sangat baik untuk bisa mengenalkan Indonesia dan budaya Indonesia kepada mereka. Semoga kegiatan ini bisa semakin mempererat hubungan Indonesia dan Australia, khususnya pada tingkatan hubungan antar masyarakat,” tutup Najib.(red)