EDUKADI NEWS – Kabupaten Garut merupakan salah satu destinasi pariwisata menarik di Jawa Barat yang menawarkan kekayaan wisata alam, mulai dari pegunungan, kawah, hingga pantai selatan. Gunung Papandayan dan Kawah Talaga Bodas dikenal dengan panorama alamnya yang indah dan akses jalur yang relatif mudah, sementara Pantai Santolo dan Sayang Heulang menghadirkan suasana pesisir yang masih alami. Udara sejuk dan lanskap yang beragam menjadikan Garut cocok untuk wisata alam, petualangan, maupun rekreasi keluarga.(20/12/2025)
Selain alamnya, pariwisata Garut juga ditopang oleh budaya lokal dan kuliner khas. Tradisi Sunda yang masih kuat, keramahan masyarakat, serta berkembangnya wisata desa dan ekowisata memberikan pengalaman yang autentik bagi wisatawan. Kuliner seperti dodol Garut, burayot, dan surabi melengkapi daya tarik daerah ini. Dengan pengelolaan dan aksesibilitas yang terus membaik, Garut memiliki potensi besar sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan.
Pariwisata memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Garut, terutama dalam membuka kesempatan kerja dan sumber pendapatan baru. Keberadaan destinasi wisata alam, budaya, dan kuliner mendorong tumbuhnya berbagai usaha lokal seperti homestay, warung makan, pemandu wisata, transportasi, hingga penjualan cendera mata. Bagi masyarakat sekitar destinasi, pariwisata menjadi alternatif mata pencaharian yang melengkapi sektor pertanian dan peternakan, sehingga membantu meningkatkan kestabilan ekonomi rumah tangga serta mengurangi ketergantungan pada satu sumber pendapatan saja.
Selain aspek ekonomi, pariwisata juga berperan sebagai sarana pembelajaran bagi masyarakat Garut. Interaksi dengan wisatawan mendorong peningkatan keterampilan, seperti pelayanan, komunikasi, pengelolaan usaha, dan kesadaran terhadap kebersihan serta kelestarian lingkungan. Melalui pengembangan wisata desa dan ekowisata, masyarakat belajar mengelola potensi lokal secara berkelanjutan, menghargai budaya sendiri, dan memahami pentingnya menjaga alam sebagai aset bersama. Dengan demikian, pariwisata tidak hanya menghasilkan manfaat finansial, tetapi juga memperkuat kapasitas dan kemandirian masyarakat lokal.
Pariwisata Kabupaten Garut mengalami dinamika yang jelas jika dilihat dari periode sebelum, saat, dan setelah pandemi COVID-19. Sebelum pandemi (2019) kunjungan wisatawan ke Garut berada di angka jutaan, data menunjukkan realisasi kunjungan sekitar 2,8 – 2,9 juta orang pada 2019 yang menandakan Garut sudah menjadi tujuan populer bagi wisatawan domestik berkat atraksi seperti Papandayan, Kawah Talaga Bodas, Cipanas, dan pantai selatan. Saat pandemi (2020–2021) terjadi penurunan tajam akibat pembatasan mobilitas dan penutupan sementara objek wisata. Sejumlah data menunjukkan angka kunjungan 357.324 orang pada 2021, sebuah ilustrasi kontras yang kuat dibanding 2019. Dampaknya dirasakan luas, yaitu usaha homestay, pemandu, dan UMKM cenderung menurun pendapatan sehingga banyak pelaku wisata beralih atau menahan operasi sambil menunggu pembukaan kembali.
Memasuki tahap pemulihan (2022 dan seterusnya), kunjungan kembali melonjak, yaitu tercatat mencapai sekitar 3,09 juta kunjungan pada 2022, melampaui target yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten. Hal ini menandakan kebangkitan pariwisata domestik seiring pelonggaran pembatasan dan meningkatnya minat wisata alam lokal. Kebangkitan ini mendorong pemulihan lapangan kerja pariwisata (homestay, restoran, pemandu, dan UMKM) serta mempercepat pembelajaran manajerial dan protokol kesehatan di sektor pariwisata lokal.
Pemerintah Daerah Kabupaten Garut memegang peranan strategis dalam mendorong pengembangan pariwisata sebagai salah satu penggerak ekonomi daerah. Peran ini terlihat melalui penyusunan kebijakan, perencanaan destinasi, serta pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata, seperti akses jalan menuju objek wisata, penataan kawasan, dan penyediaan fasilitas dasar. Pemerintah daerah juga berperan dalam promosi pariwisata Garut melalui berbagai media dan event, baik di tingkat regional maupun nasional, guna meningkatkan daya tarik destinasi dan jumlah kunjungan wisatawan.
Selain pembangunan fisik dan promosi, pemerintah daerah turut berperan dalam penguatan kapasitas masyarakat dan pelaku wisata lokal. Melalui program pelatihan, pendampingan desa wisata, serta dukungan terhadap UMKM pariwisata, pemerintah mendorong masyarakat untuk terlibat aktif dalam pengelolaan dan pemanfaatan potensi wisata. Peran pemerintah daerah juga semakin diarahkan pada pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Upaya menjaga kelestarian alam, melindungi budaya lokal, serta mendorong tata kelola destinasi yang lebih tertib dan ramah lingkungan menjadi bagian dari agenda pembangunan pariwisata Garut. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, pariwisata di Kabupaten Garut diharapkan dapat tumbuh secara inklusif dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat identitas daerah sebagai destinasi wisata alam dan budaya.
Sektor pariwisata memberikan kontribusi nyata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Garut meskipun porsinya belum signifikan jika dibandingkan keseluruhan pendapatan daerah. Misalnya, realisasi PAD dari sektor pariwisata pada tahun 2024 mencapai sekitar Rp 2,3 miliar, dan pemerintah daerah menargetkan meningkat menjadi sekitar Rp 2,8 miliar di tahun 2025 sebagai bagian dari upaya memaksimalkan potensi wisata lokal. Dalam konteks PDRB Kabupaten Garut, data historis menunjukkan bahwa kontribusi langsung PAD sektor pariwisata terhadap total PAD masih relatif kecil (sekitar 0,20 % – 0,54 % pada periode 2019–2022). Walau kontribusi terhadap PAD dan PDRB secara keseluruhan masih terbatas, sektor ini penting sebagai penggerak ekonomi lokal terutama dalam membuka lapangan kerja, menyokong UMKM, serta mengaktualisasikan potensi alam dan budaya yang dimiliki Garut.
Sektor pariwisata Kabupaten Garut menunjukkan tren indikator kinerja yang menarik antara 2018 sampai 2025, terutama jika dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan sebagai salah satu tolok ukur utamanya. Data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut mencatat jumlah kunjungan wisnus (wisatawan nusantara) pada 2019 mencapai sekitar 2,88 juta orang, kemudian turun drastis pada 2020 di masa awal pandemi menjadi sekitar 1,49 juta dan menurun lagi pada 2021 menjadi sekitar 675.959 orang sebelum pulih kembali pada 2022 ke angka sekitar 3,09 juta dan hampir 3,87 juta pada 2023. Pada 2024, kunjungan wisatawan ke Garut berhasil melampaui target menjadi sekitar 3,3 juta jiwa.
Memasuki tahun 2025, indikator kinerja pariwisata Garut menunjukkan pertumbuhan yang lebih tajam, dengan total kunjungan wisnus mencapai sekitar 6,56 juta perjalanan dari Januari – Oktober 2025, meningkat lebih dari 25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain jumlah kunjungan, indikator lain seperti tingkat hunian kamar hotel (TPK) juga tercatat, misalnya sekitar 26,52 % pada September 2025 dan sekitar 25,72% pada Oktober 2025, memberikan gambaran aktivitas kunjungan wisatawan dan utilisasi akomodasi di daerah ini.
Pemerintah Daerah Kabupaten Garut menaruh harapan besar pada perkembangan pariwisata sebagai penggerak ekonomi daerah yang berkelanjutan. Pariwisata diharapkan tidak hanya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga mendorong pemerataan pembangunan antarwilayah, khususnya di kawasan pedesaan yang memiliki potensi alam dan budaya. Melalui pengelolaan destinasi yang lebih tertata, promosi yang konsisten, serta peningkatan kualitas infrastruktur dan layanan, pemerintah daerah berharap pariwisata Garut mampu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan asli daerah, dan memperkuat daya saing Garut sebagai destinasi unggulan di Jawa Barat.
Di sisi lain, masyarakat Garut berharap perkembangan pariwisata dapat memberikan manfaat nyata bagi kehidupan sehari-hari tanpa mengorbankan nilai budaya dan kelestarian lingkungan. Pariwisata diharapkan membuka peluang usaha, memperluas pengetahuan dan keterampilan, serta mendorong generasi muda untuk tetap berperan di daerahnya sendiri. Dengan keterlibatan aktif masyarakat dalam pengelolaan destinasi dan dukungan pemerintah yang berkelanjutan, pariwisata Garut diharapkan tumbuh secara harmonis sehingga dapat menjadi sumber kesejahteraan sekaligus sarana pelestarian alam dan identitas lokal.
Secara keseluruhan, dinamika dan indikator kinerja pariwisata Kabupaten Garut menunjukkan bahwa sektor ini memiliki peran strategis dan prospek yang menjanjikan bagi pembangunan daerah. Meski sempat terdampak pandemi, tren pemulihan yang kuat, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, kontribusi terhadap PAD dan PDRB, serta penguatan SDM pariwisata menandakan bahwa pariwisata Garut terus bergerak ke arah yang positif. Dengan dukungan kebijakan pemerintah daerah, keterlibatan aktif masyarakat, serta komitmen terhadap prinsip keberlanjutan, pariwisata di Kabupaten Garut diharapkan tidak hanya menjadi penggerak ekonomi, tetapi juga wahana pelestarian alam dan budaya lokal yang memberi manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang.
** Artikel ini disusun sebagai bagian dari mata kuliah Pariwisata Dalam Perekonomian Global pada Program Studi Magister Pariwisata, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Mata kuliah ini diampu oleh Caria Ningsih, PhD. dan Prof. Dr. Erry Sukriah. Tulisan ini merefleksikan proses pembelajaran di kelas yang dikontekstualisasikan dengan realitas pariwisata daerah.
Penulis: Bima Saskuandra, Muhammad Rizal Jayadiwangsa, dan Marthias Daffa.













