edukadi news – Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Brawijaya dalam penanggulangan Bencana Indonesia. Ini merupakan upaya konkret BNPB dalam pentaheliks, yaitu pelibatan civitas akademis dalam penanggulangan bencana.
Kerja sama tersebut ditandai dengan Pembahasan Nota Kesepahaman Memorandum of Understanding (MoU). Hal ini merupakan wujud nyata keterlibatan Civitas Akademis dalam penanggulangan bencana serta untuk mengoptimalkan sinergi dan kerja sama dengan Universitas Brawijaya dan ITS sebagai kunci untuk peningkatan koordinasi dan mempertajam pelaksanaan pemanfaatan kerja sama dalam penanggulangan bencana, Sinergi penanggulangan bencana baik Pra-bencana, Saat keadaan darurat bencana maupun Pasca-bencana sangat penting untuk mengurangi risiko baik sarana-prasarana, harta benda maupun korban jiwa.
“Program saat Bencana dan Pasca-bencana yang dapat dilakukan antara lain membentuk tim relawan, tim evakuasi, mendirikan posko peduli bencana, dapur umum dan rumah singgah, rehabilitasi dan rekontruksi. Selain itu Perguruan tinggi juga diharapkan dapat melakukan pengurangan atau pembebasan biaya pendidikan dan pendampingan khusus bagi mahasiswa yang terdampak, menyelenggarakan program “sit in student” dan transfer kredit bagi mahasiswa yang terkena dampak bencana sampai mengirim dosen bantu,” ujar Plt Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Kerja Sama BNPB Zahermann Muabezi dalam sambutannya di Hotel Horizon, Bekasi pada Selasa (12/04).
“Nota Kesepahaman ini bertujuan kerja sama perguruan tinggi dengan melibatkan dosen, mahasiswa dan alumni dapat dilaksanakan. Program Pra-bencana yang dapat dilakukan adalah mengembangkan Pusat Studi Bencana dan Mitigasi Bencana, Program Kuliah Kerja Nyata Tematik, Edukasi dan pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat tangguh bencana, memasukkan bahan kajian bencana dalam kurikulum, melakukan penelitian dan kajian ilmiah, menyelenggarakan seminar, workshop, pelatihan, serta mengembangkan produk/media terkait dengan penanggulangan bencana dan membentuk kampus siaga bencana,“ tambah Zahermann.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Sub Bagian Kerja Sama Univeristas Brawijaya, Kusuma Dewi mengatakan, “Komitmen jangka panjang dengan mendukung mewujudkan masyarakat Indonesia yang semakin waspada dan tangguh bencana, kerja sama meliputi penelitian, dan pengkajian penanggulangan bencana,” ujar Kusuma.
Sementara itu Hamim dari Direktorat Kerja Sama dan Pengelolaan Usaha (DKPU) ITS mengatakan, “Pembahasan Nota Kesepahaman ini akan di detailkan dan dilaporkan ke Rektor. penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) ini akan dilaksanakan pada saat 26 April 2022 di Yogyakarta,” ujar Hamim.
BNPB berharap kerja sama ini dalam pelaksanaan program yang terintegrasi dan sustainable. Dimulai dari perencanaan program yang komprehensif dan berkesesuaian dengan kebutuhan di unit kerja, sampai dengan implementasi kerja sama yang dikoordinasikan secara baik dengan semua pemangku kepentingan. Tidak kalah pentingnya adalah mekanisme monitoring dan evaluasi agar dapat disusun dan disepakati bersama sebagai instrumen yang digunakan untuk mendapatkan feedback pelaksanaan program sehingga dapat menjadi masukan untuk ditingkatkan di masa mendatang (red)